url submit DPD LDII Kab Bekasi: PPG

PPG

PPG yang mempunyai kepanjangan Penggerak Pembina Generasi Penerus merupakan organisasi dibawah naungan DPD LDII kab. Bekasi yang dalam programnya selalu melakukan koordinasi dengan pembina generasi penerus serta melakukan pengontrolan terhadap proses pembinaan ditingkat PC & PAC se-kabupaten Bekasi.

Bimbingan Konseling :

ORANG TUANYA MANUSIA

INGIN BERAPA LAMA KITA HIDUP BERSAMA ANAK KITA?

Penullis Naskah
Hj.Umi Nasihah, S.Psi
Bimbingan Konseling PPG

Usia 20 tahunan, kita membentuk keluarga, menikah, punya anak, mendampingi masa balita hingga sekolah dasar. Lalu kita berkata: Oh, lucunya mereka ….
Usia 30 tahunan, kita menemukan anak-anak yang ternyata sudah remaja, jatuh cinta dan mulai banyak keluar rumah. Lalu kita berkata: Oh cantik dan gantengnya mereka …
Usia 40 tahunan, pada umumnya anak kita telah menggapai cita-cita mereka, kuliah, kerja makin jauh dari orang tua, tinggal di asrama, kost atau di rumah tetapi mereka makin banyak keluar rumah. Lalu kita berkata: Ya Alloh jagalah mereka….
Usia 50 tahunan, kita menemukan mereka semakin jauh dari orang tuanya, mandiri, dan membentuk keluarga sendiri. Lalu, mereka hadirkan bayi lagi di pangkuan tangan kita yang mulai keriput. Lalu, kita berkata,” Ya Alloh… betapa singkatnya hidup ini. Jangan jadikan kami termasuk orang yang menyia-nyiakan kehidupan. Lindungi keluargaku, anak keturunanku dari siksa dunia dan akhirat.” 
Ayolah, beri manfaat waktu kita, sedikit saja, untuk anak kita, bukan sekedar uang jajan atau mainan mereka semata. Itu semua penting. Namun kesungguhan kita menjadi orang tua akan memberikan dampak berbeda bagi anak-anak kita.


FASE PERKEMBANGAN ANAK :
  • Usia 0-7 tahun, ANAK ADALAH RAJA
  • Usia 7-14 tahun, ANAK ADALAH PEMBANTU
  • Usia 14- 21 tahun, ANAK ADALAH WAZIR ATAU PERDANA MENTERI
Fase Raja

Usia 0-7 tahun, anak adalah raja. Yang punya kerajaan bermain. Orangtua hendaknya membiarkan anak-anak bebas bertindak, berkeinginan, memberikan perintah, bermain dan bersenang-senang. Ingatlah status mereka adalah raja. Pada usia ini, sepertinya anak kita tidak bisa diatur, selalu berlari atau menaiki apapun, tanpa memikirkan bahayanya sehingga orangtua cukup kewalahan. Misalkan, orangtua membeli meja yang di tengahnya ada pasir laut, kerang-kerang, bintang laut dll. Lalu di atasnya ada kaca penutup. Begitu meja itu diletakkan di meja tamu, apa reaksi anak usia dini ?
Atau melihat HP, Lap Top baru, apa reaksi anak usia dini? Ketika anak pertama kali ingin menaiki meja, mengutak atik hp atau laptop tadi, sebenarnya itu adalah perintah otaknya. Otak anak membutuhkan pengalaman belajar akan rasa ingin tahunya untuk membangun anyaman fondasinya. Ketika orangtua memberikan kesempatan kepada anaknya untuk menaiki meja, bermain hp, laptop dengan pengamanan yang cukup, berarti kebutuhan otak anak terpenuhi.
Pengalaman tersebut akan terpatri dalam otaknya. Jika kemudian anak ingin melakukan lagi, berarti kebutuhan otaknya belum tuntas. Sampai kapan ketuntasan pengalaman itu berakhir? Setiap anak berbeda-beda. Jika anak sudah bosan melakukannya, itulah pertanda tahap pertama pemenuhan rasa ingin tahu dan kebutuhan otak akan pengalaman baru telah selesai.
Namun, jika menaiki meja tadi dilakukan hampir setiap hari, bahkan ketika ada tamu juga terus naik meja, kita bisa mengartikannya sebagai awal terbentuknya kebiasaan. Ingat, kebiasaan ada yang baik dan buruk. Kebiasaan menaiki meja tanpa memandang lingkungan sekitarnya, merupakan kebiasaan kurang sopan, maka sah-sah saja orangtua menghentikannya. Orangtua dapat menetapkan peraturan kepada anak untuk tidak menaiki meja. Antisipasi ini tidak akan mempengaruhi perkembangan otak anak sebab tahap pemenuhan rasa ingin tahu sudah dilakukan anak.
Anak usia dini punya sensivitas tinggi. Cobalah pancing respon bayi kita dengan menampilkan wajah paling lucu disertai senyuman, maka ia akan ikut tertawa. Lalu coba sebaliknya, tampilkan wajah menyeramkan dan membentak, tentu bayi kita akan menangis. Dengan demikian, kita telah membuktikan kelembutan perasaan bayi.
Penelitian dr. Hasan ahdi, kepala divisi psikiatri national society for care of children yang telah meneliti 500 narapidana menunjukkan bahwa mereka  melakukan tindak kriminal pertama di usia 12-13 tahun. Penyebab utama kejahatan mereka: kurang cinta dan kasih sayang keluarga pada masa kecil. Cinta dan kasih sayang sederhana kepada anak kita yang berstatus sebagai raja antara lain dengan cara :
  • Memperhatikan anak dengan santun, kelembutan dan kasih sayang
  • Berbicaralah dengan lembut, jangan membentak. Perhatikan intonasi, jangan terlalu cepat.
  • Membiasakan memeluk dan mencium anak pada usia dini, karena hal ini akan dirasakan sebagai selimut kelembutan bagi mereka.
  • Membiasakan memberi sebutan atau gelar positif jika memanggil anak. Misalnya, si ganteng, si manis, si pinter.
  • Memberikan jawaban positif atas semua pertanyaan mereka 
Anak usia 0-7 tahun membutuhkan kuantitas yang banyak dengan orangtuanya maka tidak dianjurkan di masa ini anak tinggal di asrama yang jauh dari orang tuanya. Tujuh tahun pertama usia anak kita, usahakan mempertahankan empat momen spesial saat bertemu muka dengan anak setiap harinya. Keempat momen itu adalah :
  1. Ketika anak bangun di pagi hari, usahakan wajah yang dilihat adalah wajah orang tuanya. Apalagi jika diiringi oleh senyum dan sapaan semangat pagi hari dari orangtuanya.
  2. Ketika berpisah pagi hari, anak berangkat ke sekolah atau orangtuanya yang berangkat terlebih dahulu untuk bekerja, usahakan memberikan lambaian tangan dan tatapan mata sampai anak kita hilang dari pandangan.
  3. Ketika anak pulang sekolah atau orang tua pulang kerja, usahakan orangtua dan anak bertemu dengan sambutan dan sapaan hangat, layaknya menyambut pejuang yang pulang dari perang.
  4. Ketika anak akan tidur, usahakan wajah terakhir kali yang dilihatnya adalah wajah orangtua. Kebiasaan membacakan buku cerita atau mendongeng kepada anak usia usia dini  saat menjelang tidur.
Kala orangtua berhasil menjadikan anak pada 7 tahun pertamanya sebagai raja, banyak manfaat yang akan muncul: muncul bakat terpendam dalam diri anak, tumbuhnya rasa percaya anak kepada orangtua dan kesiapan anak dan ketenangan psikologis anak untuk memasuki masa ketaatan pada 7 tahun berikutnya.

Fase Pembantu (7-14 tahun)

Pada masa 7 tahun kedua ini, orangtua mempunyai kewajiban menanamkan karakter atau akhlak yang baik dan agama serta merupakan masa belajar. Terdapat momen spesial pada masa ini, yaitu masa akil baligh. Masa puber (akil baligh) diawali dengan keterbukaan informasi tentang pendidikan seks dan tanggung jawabnya berkaitan dengan gender. Di masa puber hormon-hormon estrogen, progesteron dan testosteron mulai diproduksi. Hormon-hormon ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan yang cukup cepat pada tubuh anak. Pada anak perempuan hormon-hormon tersebut bekerja rata-rata di usia 8-15 tahun, sedangkan anak laki-laki 10-16 tahun.
  • Perubahan fisik dan biologis pada  anak laki-laki :

  1. Tinggi dan berat badan bertambah
  2. Wajah menjadi lebih berisi
  3. Kulit lebih berminyak
  4. Produksi keringat berlebih
  5. Bahu dan dada bertambah lebar
  6. Suara bertambah berat dan kasar (agak sumbang)
  7. Tumbuh jakun di tengah-tengah tenggorokan
  8. Tubuh mulai berotot
  9. Mulai mampu memproduksi sperma
  10. Alat kelamin bertambah besar dan berwarna lebih gelap
  11. Sudah mampu berejakulasi (menyemprotkan) sperma
  12. Tumbuh rambut di sekitar wajah, ketiak, di sekitar alat kelamin, dada(bagi sebagian orang), lengan, dan kaki
  •    Perubahan fisik dan biologis pada anak perempuan :
  1. Tinggi dan berat badan bertambah
  2. Wajah mulai berisi
  3. Buah dada mulai mengembang
  4. Puting susu mulai menonjol keluar
  5. Pinggul melebar
  6. Bentuk tubuh menjadi lebih bulat karena lemak yang mulai menumpuk
  7. Mulai datang bulan (menstruasi atau haid)
  8. Tumbuh rambut di ketiak, di sekitar alat kelamin, lengan dan tungkai
  9. Alat kelamin bertambah gelap warnanya
  10. Cairan yang keluar dari vagina(alat kelamin) lebih jelas warnanya
Selain hal-hal tersebut, terjadi juga perubahan psikologis pada anak-anak yang memasuki masa puber, antara lain :
  1. Mulai mencari siapa jati dirinya
  2. Emosi tidak stabil sehingga mudah tersinggung atau marah dan cenderung mencari kasih sayang dari orang-orang terdekat
  3. Mulai tertarik kepada lawan jenis, adanya kecenderungan menentang dan kritis, serta perasaan yang mudah berubah, seperti mudah sedih, senang juga mudah kesal
  4. Rasa ingin tahu yang besar dengan cara cenderung selalu bertanya dan merasa ingin diperhatikan
  5. Tidak ingin bergantung pada orangtua karena ingin diakui kemampuannya yang ingin diakui sebagai orang dewasa
Fase Wazir (14 – 21 tahun)

Wazir, adalah semacam menteri merangkap penasihat. Orangtua yang memiliki anak usia 21 tahun ke atas biasanya sudah memasuki masa tua. Tiba-tiba orangtua membutuhkan seseorang untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah kehidupan , terutama berkenaan dengan faktor usia yang sudah mulai senja. Masa inilah disebut masa panen, jika anak yang dilahirkan, dirawat, dididik, tampil menjadi orang yang bertanggung jawab. Beberapa indikator psikologis anak yang menginjak masa 7 tahun ketiganya adalah :
  1. Punya perasaan yang dominan dan peka
  2. Masa proses pencarian dan penentuan figur sudah selesai dan jatidirinya sudah terbentuk. Figur yang didapat dan dikagumi anak akan menjadi semacam pola kepemimpinan dalam dirinya
  3. Masa pelaksanaan tanggung jawab akan tugas-tugas harian dalam keluarga dan masyarakat
  4. Tumbuh kebutuhan untuk didengar pendapatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkenan untuk berkomentar?

G8B2EXUY2XM6