url submit DPD LDII Kab Bekasi: 23 Mar 2013

Sabtu, 23 Maret 2013

LDII Aliran Sesat, Isu Kesesatan LDII? Basi ah...


Media cetak dan elektronik adalah alat strategis membangun masyarakat yang cerdas secara emosional, intelektual dan spiritual. Namun disayangkan masih ada segelnitir media meniupkan informasi yang tidak berimbang, kental dengan aroma prejudice dan cenderung menghakimi yang nyata-nyata ini akan melemahkan persatuan bangsa, padahal percepatan penyelesaian permasalahan bangsa yang begitu kompleks sangat membutuhkan sinergi dari semua komponen bangsa, dalam hal ini berarti persatuan mutlak diperlukan. Sekali lagi, Persatuan Mutlak Diperlukan!
Ketika kita Googling dengan key word LDII, hingga kini masih saja "berseliweran" sumber-sumber informasi yang masih meniupkan isu aliran sesat, kesesatan LDII atau LDII sesat. Padahal semua itu sudah basi. LDII, seperti halnya ormas Islam yang lain berkiprah dan berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa.

Sangat disesalkan, saat ini masih ada media informasi baik cetak maupun elektronik yang memberikan informasi yang isinya kontra produktif dengan pembangunan bangsa dalam kerangka persatuan. Seperti terjadi pada kasus hukum di Riau bulan November 2008 yang dialamai Ustadz Hajarullah Aswad dan di Bekasi tahun 2006 dialami oleh Bambang Irawan Hafiluddin adalah peristiwa yang seharusnya tidak terjadi. Sebuah buku dan sumber informasi yang diambil tanpa dilakukan cross check and balance telah menjerumuskan mereka sehingga berurusan dengan hukum.
Padahal mengenai hukum sebagai landasan muslim dalam berfikir, bertutur, bersikap, bertindak Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ الله وَسُنَّةَ نَبِيّهِ
H.R. Malik fii Mu’ato
Artinya: “Aku (Nabi) telah meninggalkan di kalangan kalian dua perkara, yang mana kalian tidak akan sesat (pasti kebenarannya) selama berpegang teguh pada keduanya, yaitu; Kitab-Nya Alloh (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya (Al Hadits).”
Jadi, jelaslah hanya kepada Al-Qur’an dan Al Hadits lah seyogyanya kita melandaskan sikap dan tutur kita dalam men-justifikasi sesuatu, sedangkan buku-buku yang dikarang seseorang cukuplah kita jadikan pustaka wawasan pengetahuan kita saja, bukan dijadikan landasan hukum dalam bersikap dan bertutur dalam kehidupan beragama.
Maka kasus Riau dan Bekasi saja cukup sudah, semoga menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam untuk mengedepankan ukuwah dan kita berharap tidak ada lagi kasus serupa dimasa yang akan datang, stop gossip klasik Kesesatan LDII, stop wasting energy. Ayo umat Islam bersatu, mari gunakan energy kita untuk membangun bangsa!
Firman Alloh SWT dalam Al-Qur’an:
اِنَّمَا الْمُوءْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمَ , وَتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Q.S. Al Hujurot: 10
Artinya: “Sesungguhnya orang beriman itu menyaudara, maka berbuat baiklah diantara sesama saudara dan takutlah kepada Alloh agar engkau disayangi.”
Warga LDII adalah umat ISLAM yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an sebagai kitab sucinya dan Al Hadits sebagai sunnahnya, Nabi Muhammad SAW menjadi panutan teladan budi pekertinya, Rukun Islamnya ada 5 (Syahadat, Shalat 5 waktu, Puasa, Zakat & Haji), Rukun Imannya ada 6 (Iman kepada Alloh SWT, Iman kepada Al-Qur’an, Iman kepada Malikat, Iman kepada Nabiyullah, Iman kepada Hari Akhir & Iman kepada Qada-Qodr).
Namun, jika masih ada saudara-saudara muslim yang masih penasaran dengan pertanyaan-pertanyaan seputar LDII, sebagai counter balance silahkan dapatkan informasinya di situs resmi www.ldii.or.id
Sekali lagi kami mengajak;
Stop wasting Energy dengan hanya bergosip klasik,
Menyebarkan isu aliran sesat
Mengatakan LDII sesat
Berkutat dengan yang itu-itu lagi
Kesesatan LDII
INGATLAH!
Masih banyak permasalahan bangsa yang lebih penting,
Ayo lakukan sesuatu untuk membangun bangsa ini,
Mari bersatu umat Islam,
Mari bersatu Bangsa Indonesia.
Lihatlah bangsa ini, dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Oleh karena itu dengan dinamika pertumbuhan hingga 2009 ini permasalahan bangsa semakin kompleks; berdasar Socio-Indicator of Indonesia yang dikeluarkan Oktober 2008 oleh BPS, prosentase penduduk miskin tahun 2007 mencapai 16.58% padahal tahun 2005 adalah 15.97%, masih ada 7.51% penduduk 10 th keatas tahun 2007 yang buta huruf, angka pengangguran terbuka tahun 2007 mencapai 9.11% dan rata-rata kebutuhan hidup minimum provinsi tahun 2007 naik dari tahun sebelumnya menjadi Rp 766.350.
Permasalahan bangsa ini menjadi tanggung jawab bersama dan membutuhkan peran serta semua komponen bangsa, tidak hanya pemerintah. Ayo bersatu!

(By FI, Cikarang 23 March 2013)

Children Learn What TheyLive



FAJAR - Cikarang  │23 Maret 2013  19:19:09 bbwi
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun tak terasa kita sekarang sudah dewasa. Alhamdulillah hingga sejauh ini liku-liku hidup telah dilalui dan semua itu tidak lepas dari bimbingan kedua orang tua kita yang dengan sabar, penuh cinta dan kasih sayang, tulus penuh pengorbanan telah membina kita sehingga terbentuklah diri kita menjadi pribadi, menjadi karakter yang dapat menghadapi tantangan hidup hingga saat ini.
Dan sekarang, kitalah yang menjadi orang tua bagi anak-anak kita, sejuta harapan yang baik bagi kebahagiaan anak-anak kita menjadi suatu motivasi dalam membina dan membesarkan generasi penerus darah daging kita dimasa yang akan datang.
“Seorang anak akan menjadi Yahudi atau Nasrani tergantung (bimbingan) orang tuanya.”     (Al Hadits)

If a child lives with criticism,
He learns to condemn.
Jika anak hidup dalam kritikan,
Ia belajar menyalahkan.

If a child lives with hostility,
He learns to fight.
Jika anak hidup dalam permusuhan,
Ia belajar berkelahi.

If a child lives with ridicule,
He learns to be shy.
Jika anak hidup dalam ejekan,
Ia belajar menjadi rendah diri.

If a child lives with shame,
He learns to feel guilty.
Jika anak selalu dipermalukan,
Ia belajar merasa bersalah.

If a child lives with tolerance,
He learns to be patience.
Jika anak hidup dalam toleransi,
Ia belajar bersikap sabar.

If a child lives with encouragement,
He learns to confidence.
Jika anak selalu diberi semangat,
Ia belajar percaya sendiri.

If a child lives with praise,
He learns to appreciate.
Jika anak hidup dalam pujian,
Ia belajar menghargai.

If a child lives with fairness,
He learn to justice.
Jika anak hidup dalam keadilan,
Ia belajar bersikap adil.

If a child lives with security,
He learns to have faith.
Jika anak hidup dalam rasa aman,
Ia belajar memiliki keyakinan.

If a child lives with approval,
He learns to like himself.
Jika anak hidup dalam pemahaman,
Ia belajar meyukai dirinya.

If a child lives with acceptance and friendship,
He learns to find love in the world.
Jika anak hidup dalam penerimaan dan persahabatan,
Ia belajar menemukan cinta dalam hidup.
(Taken from: Ronnie, Doni – The Power of Emotional & Adversity Quotient for Teacher)

Terlepas dari harapan yang memotivasi kita dalam membina anak-anak, lebih jauh di dalam Al Qur’an surat At Tahrim orang-orang beriman diperintah oleh Alloh SWT untuk menjaga dirinya dan membina keluarganya agar selamat dunia akhirat yaitu:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ
(Q.S. At Tahrim: 6)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Bahkan kita para orang tua mempunyai andil dalam menentukan umat manusia dimasa yang akan datang, bagaimana para orang tua membina anak-anaknya sehingga menjadi hamba Alloh yang faqih dan mengerti hukum-hukum Alloh dan Rasulnya.

هَلاََكَ اُمَّتِي عَلَي يَدَيْ اُغَيْلِمَةٍ سُفَهَاء
(رواه البخاري)
Artinya: Rusaknya umatku disebabkan karena generasi muda yang tidak faham agama
Jika kita gagal membina anak-anak kita, maka umat yang akan datang akan terdiri dari manusia-manusia sufaha yang tidak lain adalah anak-anak kita yang telah beranjak menjadi dewasa. Sehingga tatanan kehidupan saat itu tidak mengerti larangan dan perintah Alloh dan Rasul, tidak mengenal halal harom, tidak mengerti mana haq mana bathil, tidak tahu batas mahrom dan bukan mahrom. Kalau hal ini terjadi maka rusaklah umat Nabi Muhammad SAW dan atas keajadian ini nanti di akhirat kita sebagai para orang tua akan dimintai pertanggung jawaban bagaimana kita telah membina anak-anak kita sehingga menyebabkan rusaknya umat. Sehingga karena kelalaian kita sendiri dalam membina keluarga telah menjadikan anak dan istri kita menjadi BOOMERANG bagi kita di akhirat. Naudzubilah min dzalik.
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä žcÎ) ô`ÏB öNä3Å_ºurør& öNà2Ï»s9÷rr&ur #xrßtã öNà6©9 öNèdrâx÷n$$sù 4 bÎ)ur (#qàÿ÷ès? (#qßsxÿóÁs?ur (#rãÏÿøós?ur  cÎ*sù ©!$# Öqàÿxî íOÏm§ ÇÊÍÈ
(Q.S. At Taghobun:14)
Artinya: “Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1479] Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Tetapi jika kita berhasil membina anak-anak kita menjadi anak-anak yang shaleh dan taat pada ketentuan Alloh dan Rasulnya, maka itu merupaka investasi yang luar biasa besarnya untuk bekal kita menghadap Sang Khaliq.
اِذَ مَاتَ الاِ نْسَانُ اَنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلَهُ اِلاَّ مِنْ ثََلاَثٍ صَدَقَةٍجَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍصَا لِحٍ يَدْ عُوْلَهُ
(رواه الترمذي  ج ٢  ص ٤١٨)
Artinya: “Ketika manusia meninggal, maka putuslah pengamalannya kecuali 3 hal (yaitu) Shadaqoh Jariyyah, Ilmu yang bermanfaat, Anak sholih yang mendo’akan orang tuanya.”
Demikian sedikit ungkapan hati ini, semoga memberi manfaat dan barokah bagi kita semua yang membacanya, tidak lain semua ini disampaikan sebagai menjalankan perintah Alloh SWT untuk saling berwasiat yang baik dan saling menasihati.
öÏj.sŒur ¨bÎ*sù 3tø.Ïe%!$# ßìxÿZs? šúüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÎÎÈ
(Q.S. Adzariat: 55)
Artinya: “Dan tetaplah memberi peringatan, Karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”

الحمد لله جز كم الله خيرا
G8B2EXUY2XM6